Breaking News

KULTUM TARAWIH

Tak lupa dan tak henti-hentinya kita selalu berucap syukur ke hadirat Allah subhanahu wa ta’ala atas segala rahmatnya, nikmatnya yang diberikan kepada kita semua, terutama adalah nikmat iman dan islam. Karena dengan berislam inilah kunci pertama kita antuk masuk janah Allah subhanahu wata’ala. Sebagaimana dalam firmannya, {satu-satunya agama yang ada di sisi Allah adalah islam} dan dalam ayat yang lain, {..dan telah kuridhoi islam sebagai agama bagimu}. Sehingga sudah kewajiban kita untuk selalu bersyukur hari Emi hari sebab Allah tidak mencabut nikmat islam ini dari diri kita, dan semoga Allah tidak mencabutnya hingga kita menghadap-Nya. Namun masih ada saja orang-orang yang enggan masuk surga, yang nikmatnya begitu besar, dan kita kekal di dalamnya. Siapakah orang itu? Rasulullah shallallhu ‘alaihi wa salam bersabda: “Setiap umatku akan masuk surga, kecuali orang yang enggan.” Mereka berkata: “Siapakah yang enggan itu, wahai Rasulullah?” Rasulullah bersabda: “Barangsiapa yang taat kepadaku, dialah yang mau masuk surga. Dan barangsiapa yang bermaksiat terhadapku, dialah yang enggan.” (HR. Al-Bukhari, Kitabul i’tisham bil Kitab was Sunnah, Bab Al-Iqtida` bi Sunani Rasulillah, no. 6737)

“Barangsiapa yang taat kepadaku berarti dia telah taat kepada Allah, dan barangsiapa yang bermaksiat terhadapku berarti telah bermaksiat kepada Allah. Barangsiapa yang taat kepada amirku berarti dia telah taat kepadaku dan barangsiapa yang bermaksiat kepada amirku maka dia telah bermaksiat kepadaku.” (HR. Al-Bukhari, Kitabul Ahkam, Bab Qaulullah ta’ala: Wa Athi’ullah..., no. 6603)

“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kalian. Jika kalian berselisih tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur`an) dan Rasul (Sunnahnya), jika kalian benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (An-Nisa`:59)

Salawat serta salam kita haturkan kepada manusia terbaik yang pernah ada di muka bumi ini, yang seluruh perilakunya didasarkan atas wahyu dari Allah, seorang uswatun khasanah, rasul kita Muhammad shalallahu alaihi wasallam. Beliaulah yang telah membawa risalah dari Allah untuk membimbing manusia menapaki jalan kehidupan dengan benar, beliau sampaikan Alquran, beliau ajarkan sunah baik berupa contoh perbuatan, perkataan beliau, maupun perbuatan para sahabat yang beliau perbolehkan untuk dilakukan. Telah sempurna agama ini sebagaimana firman Allah Ta’ala:
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِيْنَكُمْ
{‘Pada hari ini telah Aku sempurnakan agama kalian untuk kalian’}, sehingga tidak patut jika kita membuat sendiri ibadah-ibadah yang tidak pernah beliau ajarkan, karena sama saja kita telah mengingkari firman Allah, mendustakan Rasulullah, dan menganggap bahwa Rasulullah tidak sempurna mendakwahkan agama ini, bahwa apa yang beliau ajarkan belumlah cukup untuk membimbing umat manusia ke jalan yang benar.

Di lain pihak, banyak perintah Allah yang kita tinggalkan, tuntunan Rasulullah tidak dikerjakan, sehingga hanya menunggu waktu agama ini akan hilang karena banyaknya sunah beliau yang kita tinggalkan.

Abdullah bin Ad-Dailami rahimahullahu berkata: “Telah sampai kepadaku bahwa awal hilangnya agama karena meninggalkan sunnah-sunnah. Agama hilang satu sunnah demi satu sunnah, sebagaimana lepasnya tali seikat demi seikat.” (Diriwayatkan Al-Baihaqi sebagaimana dalam kitab Miftahul Jannah hal. 62 dan Abu Nu’aim rahimahullahu dalam kitab Al-Hilyah, 1/310)

Oleh karena itulah, kami menasihatkan untuk diri kami sendiri dan para jamaah sekalian untuk selalu berpegang teguh dengan sunah rasul dan sunah para khulafaurrasyidin. Rasulullah brsabda: “Aku wasiatkan kepada kalian untuk bertaqwa kepada Allah, mendengar dan taat walaupun (yang memimpin kalian) seorang budak Habsyi. Barangsiapa di antara kalian hidup (setelahku) maka ia akan melihat perselisihan yang banyak. Jauhilah oleh kalian mengada-adakan perkara baru (dalam agama) karena sesungguhnya hal itu adalah sesat. Barangsiapa yang mendapatkan keadaan demikian di antara kamu maka wajib atasnya berpegang teguh dengan Sunnahku dan Sunnah Khulafaur Rasyidin, gigitlah oleh kamu sekalian (Sunnah-Sunnah) tersebut dengan gigi gerahammu.” (HR. Turmudzi, Abu Dawud, Ibnu Majah dan yang selain mereka, lihat Shahih Turmudzi 2/341-342)

Demikian perintah Rasulullah untuk selalu berpegang teguh dengan sunah, sesuai dengan pemahaman para salafush shalih, karena khulafaurrasyidin dan para sahabat, merekalah generasi terbaik umat ini yang menimba ilmu langsung dari Rasulullah, Alquran diturunkan langsung kepada mereka, sehingga apa yang mereka pahami, begitu pula yang dipahami oleh Rasulullah shlalallahu ‘alaihi wasallam.

Begitulah kehidupan umat muslim seharusnya, kehidupan yang selalu berada di atas tuntunan yang dibangun di atas hujjah yang kokoh yang datang dari Allah yakni Al Quran dan As Sunnah dengan pemahaman Salaf. Inilah Dakwah Ahlus Sunnah wal Jamaah, dakwah yang mengajak kepada Al Jamaah (persatuan), bukan Firqah (perpecahan) atas dasar berpegang teguh dengan tali Allah sekalipun orang yang mengikutinya hanya satu atau beberapa orang dan tidak berada dalam satu organisasi, kumpulan, tempat, tandhim atau suatu negeri. Sebagaimana perkataan Ibnu Mas’ud :
“Al Jamaah adalah apa-apa yang mencocoki Al Haq walaupun kamu sendirian.” (Dikeluarkan oleh Baihaqi dalam Al Madkhal)

No comments